Minggu, 03 September 2023

Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu

Resume ke : 30

Gelombang : 29

Tanggal : 1 September 2023

Tema : Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu

Narasumber : Prof. Richardus Eko Indrajit

Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd


Profesor Richardus Eko Indrajit narasumber pada pertemuan malam hari ini menjelaskan setidaknya ada 4 langkah atau tahapan dalam menulis :

Langkah Persiapan

Pada tahap ini terdapat empat aktivitas yang dilakukan oleh seorang penulis yaitu :

1. Menentukan tujuan menulis. Setiap orang memiliki tujuannya masing – masing dalam menulis. Misalnya : ingin menjadi penulis fiksi, nonfiksi, jurnalis, blogger, atau hanya sekedar menulis untuk diri sendiri. Menentukan tujuan di awal kegiatan menulis akan membantu memfokuskan upaya kita untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

2. Memilih genre atau topik. Pilihlah genre atau topik sesuai minat pribadi. Dengan demikian proses menulis akan menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.

3. Penelitian awal. Lakukan riset terhadap topik atau genre yang kita pilih. Riset atau penelitian dapat berupa membaca buku, membaca artikel atau membaca tulisan yang serupa dengan tulisan yang hendak kita tulis. Jadikan semuanya sebagai referensi tulisan kita kelak.

4. Mempersiapkan alat. Persiapkan alat yang kita butuhkan untuk menulis, misalnya laptop, komputer, aplikasi menulis, buku catatan, pena, dan sebagainya.

Langkah Menulis

Pada langkah menulis seorang penulis melakukan aktivitas sebagai berikut :

1. Brainstorming. Melakukan brainstorming bertujuan untuk mengumpulkan ide. Bisa dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran / peta konsep), daftar pokok – pokok pikiran atau free writing.

2. Membuat kerangka tulisan. Membuat kerangka tulisan atau outline akan membantu penulis dalam menyusun tulisannya. Membuat outline berfungsi sebagai panduan agar penulis tetap fokus pada tema tulisannya.

3. Menulis draft awal. Mulailah menulis berdasarkan kerangka yang telah dibuat. Pada tahap ini sebaiknya penulis tidak perlu terlalu terfokus pada kesalahan gramatikal atau struktur.

4. Rutin untuk menulis. Cobalah untuk menulis secara rutin dan konsisten. Bisa setiap hari, seminggu sekali atau sebulan sekali sesuai dengan waktu yang bisa dipenuhi. Semakin rajin menulis maka keterampilan menulis akan semakin terasah.

Langkah Revisi

Ada beberapa aktivitas dalam langkan revisi ini :

1. Membaca ulang. Setelah draft awal selesai, penulis hendaknya membaca kembali tulisannya sendiri. Perhatikan alur, kohesi, kerapatan informasi.

2. Mengedit atau menyunting tulisan. Pada langkah ini penulis mulai mengedit untuk memperbaiki kesalahan yang ditemukan. Baik kesalahan gramatikal, kalimat yang tidak efektif, atau informasi yang tidak tepat.

3. Dapatkan feedback atau masukan. Penulis hendaknya menunjukkan hasil tulisannya kepada oranglain untuk mendapatkan feedback atau umpan balik. Umpan balik bisa penulis dapatkan dari teman, keluarga atau mentor menulis.

4. Merevisi tulisan. Penulis melakukan revisi terhadap tulisannya berdasarkan feedback atau masukan yang telah diterima sebelumnya. Penulis dapat melakukan beberapa putaran revisi agar hasil tulisannya semakin bagus.

Langkah Publikasi

Langkah inilah yang menjadi tujuan utama kita. Setiap penulis harus mempublikasikan tulisannya agar dapat dibaca dan dinikmati oleh khalayak umum. Ada sejumlah aktivitas yang dilakukan penulis dalam tahapan ini yaitu : mengirimkan tulisan ke penerbit, tulisan dianalisis oleh penerbit, mendapatkan umpan balik dari penerbit, melakukan revisi, dan akhirnya tulisan diterbitkan baik dalam bentuk fisik maupun elektronik.

Pada akhir pertemuan malam hari ini Profesor Richardus Eko Indrajit selaku narasumber meberikan tantangan kepada para peserta agar dapat menerbitkan buku di penerbit mayor dalam waktu 2 minggu. Adapun tantangannya adalah sebagai berikut :

1. Peserta diminta mengakses link youtube https://www.youtube.com/@profekojichannel4832/playlists.
2. Peserta diminta mencari topik dalam repository video tersebut dimulai dengan kata EKODEMY atau MICROJI.
3. Peserta diminta membuat daftar isi  buku dengan jumlah bab mengikuti topik yang dipilih (jika ada 5 video, maka akan menjadi 5 bab; jika 7 video menjadi 7 bab; dan seterusnya).
4. Peserta diminta mendengarkan setiap video dengan seksama. Apapun yang disampaikan dalam video tersebut, tulislah dengan menggunakan bahasa sendiri atau secara verbatim (sesuai dengan kata-kata yang didengar).
5. Prof. Eko memberikan waktu seminggu untuk melaksanakannya. Dan tepat di minggu berikutnya, Ibu Aam Nurhasanah selaku moderator akan membuat link Zoom dimana masing – masing peserta akan mempresentasikan hasilnya ke Prof. Eko.
6. Setelah semua melakukan presentasi, Prof. Eko akan perlihatkan “Sejumlah Kejutan” yang belum pernah peserta bayangkan sebelumnya - termasuk sejumlah kiat yang belum pernah disampaikan pada batch sebelumnya.
7. Maka pada minggu kedua, peserta akan menjalankan "strategi kejutan" tersebut, dan dalam dua minggu, buku mayor peserta siap dikirimkan ke publisher.

Demikian tatangan menulis buku mayor dalam dua minggu yang diberikan oleh Prof. Richardus Eko Indrajit. Para peserta tampak sangat antusias mengikuti tantangan tersebut. Tetap semangat dan semoga sukses selalu.













Sabtu, 02 September 2023

Usaha Penerbitan Buku

Resume ke : 29

Gelombang : 29

Tanggal : 30 Agustus 2023

Tema : Usaha Penerbitan Buku

Narasumber : Mukminin, M.Pd

Moderator : Gina Dwi Septiani, S.Pd.,M.Pd

Definisi Usaha Penerbitan Buku

Usaha penerbitan buku adalah kegiatan bisnis yang melibatkan proses produksi, distribusi, dan pemasaran buku-buku ke berbagai target pasar. Usaha ini mencakup berbagai aspek dalam industri penerbitan, termasuk penulisan, penyuntingan, desain, pencetakan, dan penjualan buku. Berikut adalah beberapa poin penting dalam pengertian usaha penerbitan buku:

1. Produksi Konten: Usaha penerbitan buku dimulai dengan proses produksi konten. Ini bisa berupa buku fiksi, non-fiksi, buku pelajaran, panduan, dan berbagai jenis lainnya. Penulis atau peneliti biasanya bertanggung jawab untuk menciptakan isi buku.

2. Penyuntingan dan Revisi: Setelah konten awal dibuat, buku perlu melewati tahap penyuntingan dan revisi. Ini mencakup pengoreksian tata bahasa, peningkatan alur cerita (untuk buku fiksi), dan verifikasi fakta (untuk buku non-fiksi).

3. Desain Grafis: Desain grafis buku sangat penting untuk menciptakan tampilan visual yang menarik dan profesional. Ini meliputi pemilihan jenis huruf, tata letak, ilustrasi, dan sampul buku.

4. Pencetakan: Setelah desain grafis selesai, buku harus dicetak. Penerbit dapat mencetak buku dalam jumlah yang berbeda-beda tergantung pada permintaan pasar. Proses pencetakan bisa dilakukan secara tradisional atau digital.

5. Distribusi: Setelah buku selesai dicetak, penerbit harus mendistribusikannya ke berbagai saluran penjualan. Ini bisa mencakup penjualan melalui toko buku fisik, penjualan online, atau distribusi ke lembaga pendidikan, perpustakaan, dan lainnya.

6. Pemasaran: Salah satu aspek kunci dalam usaha penerbitan buku adalah pemasaran. Penerbit perlu mengembangkan strategi pemasaran untuk menarik perhatian pembaca potensial. Ini bisa mencakup promosi online, iklan, ulasan buku, dan lainnya.

7. Manajemen Keuangan: Penerbit juga harus mengelola aspek keuangan bisnis, termasuk perencanaan anggaran, pembiayaan produksi buku, dan menghitung laba rugi.

8. Lisensi dan Hak Cipta: Penerbit juga perlu mengurus masalah hukum terkait hak cipta dan lisensi untuk karya yang diterbitkan.

9. Pemantauan Pasar: Penerbit perlu mengikuti tren pasar dan menyesuaikan produksi buku mereka sesuai dengan permintaan dan perubahan dalam selera pembaca.

10. Pendukung Penulis: Bagian penting dari usaha penerbitan buku adalah bekerja sama dengan penulis. Penerbit berperan sebagai mitra dalam membantu penulis menghasilkan karya berkualitas dan memasarkannya.

Tentang ISBN dan QRCBN
ISBN adalah singkatan dari International Standard Book Number, yaitu kode pengidentifikasian yang sifatnya unik dan internasional untuk buku-buku yang diterbitkan. ISBN terdiri dari 13 digit atau 10 digit, yang mencakup informasi seperti identitas penerbit, negara penerbit, judul buku, edisi, dan format penerbitan tertentu. ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London, Inggris. ISBN mempermudah manajemen inventaris, distribusi, dan penjualan buku secara efisien di tingkat internasional. ISBN juga membantu pembaca untuk menemukan dan membeli buku yang mereka inginkan dengan lebih mudah. QRCBN adalah singkatan dari Quick Response Code Book Number, yaitu sebuah teknologi pengidentifikasi sebuah buku yang berbentuk Quick Response (QR) Code atau kode batang. QRCBN dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia2. QRCBN berisi informasi lengkap dan detail tentang buku yang terbit, seperti judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, daftar harga, sinopsis, ulasan, dan informasi lainnya. QRCBN dapat dipindai melalui website resmi QRCBN atau menggunakan aplikasi pemindai QR Code yang lainnya. QRCBN mempermudah akses cepat dan mudah terhadap informasi buku kepada pembaca di Indonesia. QRCBN juga memiliki marketplace buku sendiri, yang akan membuat buku mudah ditemukan dan dijual dalam bentuk ebook. QRCBN lebih fokus pada aspek pemasaran dan pengalaman interaktif pembaca daripada aspek pengelolaan dan pelacakan buku secara global.

Perbedaan ISBN dan QRCBN

Berikut adalah beberapa perbedaan antara ISBN dan QRCBN:

1. ISBN adalah kode pengidentifikasian yang sifatnya unik dan internasional, yang terdiri dari 13 digit atau 10 digit. QRCBN adalah kode QR yang berisi informasi lengkap dan detail tentang buku yang terbit.

2. ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London, Inggris. QRCBN dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

3. ISBN mencakup informasi seperti identitas penerbit, negara penerbit, judul buku, edisi, dan format penerbitan tertentu. QRCBN mencakup informasi seperti judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, daftar harga, sinopsis, ulasan, dan informasi lainnya.

4. ISBN mempermudah manajemen inventaris, distribusi, dan penjualan buku secara efisien di tingkat internasional. QRCBN mempermudah akses cepat dan mudah terhadap informasi buku kepada pembaca di Indonesia.

5. ISBN lebih fokus pada aspek pengelolaan dan pelacakan buku secara global. QRCBN lebih fokus pada aspek pemasaran dan pengalaman interaktif pembaca.

Syarat – Syarat Pengajuan ISBN
Berikut adalah syarat mengajukan ISBN sebuah buku :

1. Penerbit harus mempunyai link berbayar

2. Buku yang diajukan nomor ISBN harus dikirim lengkap ke website penerbit lalu linknya dikirim ke petugas ISBN Perpusnas :
  • Cover buku
  • Halaman awal buku
  • Isi buku (sinopsis yang di cover belakang)
  • Permohonan buku ISBN harus mengirim. Surat Pernyataan Keaslian Karya bermaterai 10.000 dan ditandatangani penulis mengetahui penanggung jawab penerbit dengan stempel penerbit
  • Naskah buku yang sudah dilayout bentuk PDF lengkap atau utuh (Judul, Penulis dan  penerbit)
3. Buku yang tidak mendapat  ISBN antara lain :
  • Buku Antologi dari 4 penulis.
  • Buku antologi tentang literasi sekolah, kegiatan kelompok literasi ( Grup antologi kelompok penulis), laporan guru penggerak tidak bisa di-ISBNkan.
  • Skripsi, Tesis, Disertasi, hasil penelitian (Best Practise), tidak bisa di-ISBNkan.
Penerbit Mayor dan Penerbit Indie
Penerbit mayor adalah penerbit yang memiliki jangkauan nasional dan modal yang besar. Biasanya, buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit buku mayor akan dipasarkan secara nasional, dengan sekali cetak, judul buku tersebut langsung dicetak dalam jumlah besar untuk didistribusikan. Penerbit indie adalah penerbit yang membantu para penulis untuk menerbitkan buku secara mandiri, tanpa harus melalui proses seleksi yang ketat dari penerbit mayor. Penerbit indie biasanya menawarkan biaya penerbitan yang relatif rendah, dengan fasilitas seperti ISBN, editing, layout, desain sampul, dan distribusi online. Berikut perbedaan penerbit mayor dan penerbit indie :

1. Jumlah Cetakan
Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku. Sedangkan penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2. Pemilihan Naskah yang Diterbitkan
Di penerbit mayor naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan. Sedangkan di penerbit indie tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti dterbitkan. Penerbit indie merupakan alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3. Profesionalitas
Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka. Penerbit indie pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus).

4. Waktu Penerbitan
Pada penerbit mayor umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit. Sedangkan di penerbit indie segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, penerbit indie tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu.Penerbit indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5. Royalti
Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku. Sedangkan penerbit indie umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat facebook, Instagram, Whatsapp grup, Twitter, dan sebagainya.

6. Biaya Penerbitan
Untuk penerbit mayor biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. Sedangkan di penerbit indie Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Sudah menjadi sebuah keniscayaan jika setiap penulis pasti ingin menerbitkan karya – karya tulisnya agar dapat dibaca dan dinikmati oleh khalayak umum. Pilihan untuk menerbitkan buku di penerbit mayor atau indie ada di tangan masing – masing. Namun agaknya memang jika ingin menerbitkan buku di penerbit mayor kriterianya lebih rumit dibandingkan dengan menerbitkan buku melalui penerbit indie. Dan untuk penulis pemula alangkah baiknya menerbitkan buku melalui penerbit indie terlebih dahulu. Sembari belajar dan mengasah kemampuan menulis dengan lebih baik lagi.








Rabu, 30 Agustus 2023

Refleksi Diri Siswa Menggunakan Media Blog

Resume ke : 28

Gelombang : 29

Tanggal : 28 Agustus 2023

Tema : Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa

Narasumber : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.

Moderator : Pubaniasita Kusmaning Sedyo, S.Pd


Kebanyakan orang membuat atau mengelola blog sebatas untuk kepentingan menyalurkan hobi menulisnya atau mendokumentasikan tulisan – tulisannya. Padahal sejatinya blog bisa dimanfaatkan secara lebih luas untuk berbagai kepentingan. Khususnya untuk kita para guru dan insan penggiat pendidikan, blog dapat dimanfaatkan sebagai media untuk membantu tugas keseharian kita sebagai pendidik.

Sebagai gambaran umum saja, kita dapat menggunakan blog sebagai tempat kita menuliskan materi pelajaran yang telah kita susun, menyisipkan berbagai konten pelajaran berupa video, info grafis atau ilustrasi lainnya guna mendukung proses belajar mengajar yang akan kita lakukan bersama siswa. Blog tersebut juga dapat kita gunakan untuk memberikan tugas atau projek kepada siswa – siswi kita. Hingga siswa – siswi kita juga dapat memanfaatkan  blog tersebut untuk memberikan umpan balik terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah kita laksanakan.

Refleksi Diri Siswa

Seperti apa yang tengah dilakukan narasumber malam hari ini. Beliau Pak Bambang Purwanto menggunakan blog sebagai media untuk mendokumentasikan refleksi diri siswa – siswanya. Pada akhir pembelajaran para siswa diminta untuk menuliskan refleksi diri. Yaitu berupa tulisan – tulisan tentang apa yang mereka rasakan saat pembelajaran berlangsung. Lebih dari itu di dalam tulisannya siswa dapat memberikan pendapat, saran, masukan, bahkan kritik untuk pak Bambang agar dapat mengajar serta memberikan pelayanan dengan lebih baik lagi.

Pertanyaan Refeksi Diri

Pertanyaan refleksi diri yang tertulis dalam blog sebaiknya ditulis berupa paragraf. Misalnya : Apa yang dipelajari hari ini? Silahkan dijelaskan. Adakah materi yang menjadi kesulitan bagi kalian (materi yang perlu dijelaskan kembali)? Adakah masukan bagi guru untuk pembelajaran hari ini? Jika ada mohon dijelaskan dengan kalimat lengkap dan tidak bertele – tele. Contoh : Hari ini saya ulangan bab 1. Sebelum ulangan pak guru menjelaskan tujuan ulangan tidak hanya mendapatkan nilai, akan tetapi melatih kejujuran dan kepercayaan diri. Hari ini perasaan saya sangat senang belajar bersama pak guru karena sebelum dan selama ulangan berjalan dengan lancar. Masukannya kalau bisa ulangannya tidak esai semua, dan sebagainya. Intinya guru membuat pertanyaan pemantik agar siswa mau menuangkan isi pikirannya, tentang apa yang dia rasakan terhadap kegiatan belajar mengajar hari ini dan saran masukan untuk perbaikan guru atau pembelajaran ke depannya.

Pengolahan Nilai

Isian jawaban yang sudah dituliskan siswa akan dinilai oleh guru menggunakan aplikasi pengolah angka seperti Microsoft Excel. Setiap siswa yang mengisi jawaban akan mendapatkan poin 10. Atau bisa ditingkatkan menjadi 15 poin. Poin dapat dikonversi menjadi nilai. Dan nilai refleksi diri bisa disepakati dengan siswa – siswi kita agar menjadi nilai ulangan atau nilai tugas. Mengolah nilai refleksi diri ini di excel bukan barang gampang. Guru harus melakukan pengolahan nilai ini per minggu karena nanti akan diakumulasi. Contoh :

Kelas 7A mempunyai siswa 5 orang. Sebut saja : A, B, C, D, E

Minggu Pertama

A Mengisi P=15 N=100

B Tidak Mengisi P=0 N=0

C Mengisi P=15 N=100

D Mengisi P=15 N=100

E Mengisi P=15 N=100

Minggu Kedua

A Mengisi P=30 N=100

B Mengisi P=15 N=50

C Mengisi P=30 N=100

D Mengisi P=30 N=100

E Mengisi P=30 N=100

B Mengisi poin nya baru 15 Nilainya 50 dari mana ?( 15 / (15 x 2) ) * 100

Rumus Penilaiannya = ( Poin yang didapat / ( 15 x jumlah pertemuan) ) * 100

Manfaat Refleksi Diri

Ada banyak manfaat yang didapat dari kegiatan refleksi diri dengan menggunakan media blog. Manfaat mengisi refleksi diri bagi siswa adalah sebagai berikut :

1. Disiplin melakukan pengisian secara rutin diakhir pembelajaran

2. Melatih praktik kemampuan menulis

3. Hasil tulisan bisa dibaca ulang

4. Bagi yang tidak hadir bisa mendapat gambaran proses kegiatan pembelajaran

Sementara itu manfaat refleksi diri bagi guru adalah sebagai berikut :

1. Seberapa taat siswa menulis refleksi diri, sehingga siswa disiplin untuk menulis setiap minggunya

2. Mendapatkan masukan dari siswa tentang pembelajaran

3. Memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat atau menyampaikan perasaannya

4. Sebagai alat ukur kedisiplinan

Contoh : Refleksi diri kelas 7A absen 21 pada tanggal 21 Agustus 2023
Hari ini saya belajar cara membuat folder/file. hari ini sangat seru karena saya mempelajari hal baru yang belum saya lakukan sebelumnya. saya senang bisa mempelajari hal baru ini. dan kita juga ada tugas tapi saya tidak mengerti pak guru ngomong apa karena tidak kedengaran.

Contoh : Refleksi Diri kelas 7A absen 22 pada tanggal 21 Agustus 2023
Hari ini aku belajar bersama pak guru. Aku diajarkan untuk membuat folder dan save file ke folder. Penjelasan pak guru sangat mudah dimengerti. Pak guru sangat sabar saat mengajar kelas 7A yang ributnya seperti pasar malam. Pelajaran hari ini asik banget. Aku suka Informatika karna gurunya yang supportive banget. Makasih buat pak guru udah ngajar 7A.

Kedua tulisan refleksi di atas dapat dijadikan umpan balik bagi sang guru yang bisa direspon pada minggu berikutnya. Umpan balik ini bertujuan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Refleksi diri tersebut dapat diolah dan ditampilkan pada website atau blog yang dikelola guru. Selayaknya guru bisa memberikan inspirasi kepada muridnya agar murid bisa tumbuh lebih dari para gurunya saat di sekolah.

Berbagai macam tulisan dan kalimat dapat muncul pada refleksi diri yang ditulis siswa. Terkadang dari tulisan itu ada hal – hal yang menggelitik dan menarik. Yang dapat juga menumbuhkan rasa empati siswa terhadap gurunya. Misal saat siswa menuliskan kalimat harapan dan doa untuk kesehatan, kesuksesan, serta kebahagiaan gurunya. Itu semua dapat menumbuhkan rasa empati dan membentuk karakter siswa yang berhati mulia.

Saat dikemudian hari guru bertemu lagi dengan para siswanya di kelas. Guru dapat membahas terkait refleksi diri tersebut. Selain dari sisi konten atau isi kalimat refleksinya, guru bisa membahas dari sisi penggunaan tanda baca, ketepatan ejaan atau efektifitas kalimatnya. Sungguh sangat banyak manfaat yang bisa didapat oleh guru jika menggunakan blog sebagai media refleksi diri siswa.








Minggu, 27 Agustus 2023

Ukir Prestasimu dan Go Internasional

Resume ke : 27

Gelombang : 29

Tanggal : 25 Agustus 2023

Tema : Berprestasi dan Go Internasional

Narasumber : Rita Wati, M.Kom

Moderator : Nur Dwi Yanti, M.Pd


Sungguh merasa kagum saat saya membaca profil narasumber malam hari ini. Memang orang – orang hebat selalu lahir dari situasi dan kondisi yang tidak mudah. Orang – orang hebat adalah mereka yang berhasil menghadapi tantangan dan menaklukkan dirinya sendiri. Betapa tidak di tengah banyaknya laporan dan riset penelitian tentang rendahnya kualitas mutu SDM guru di indonesia, tetapi narasumber malam hari ini memang berbeda.

Rita Wati, M.Kom adalah wanita kelahiran tanjung pinang kepulauan riau 41 tahun yang lalu. Beliau sehari – hari berprofesi sebagai seorang guru informatika di SMP Negeri 2 Mendoyo Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Beliau banyak melahirkan buku solo dan beberapa karya buku antologi. Segudang prestasi beliau dapatkan baik dalam bidang menulis maupun bidang – bidang lain yang terkait dengan dunia pendidikan. Meraih penghargaan sebagai guru inspiratif tahun 2021 Kemdikbudristek. Dan berkesempatan belajar di Harvard University Amerika Serikat melalui jalur beasiswa Microdential Digital Skill CS50 Harvard University. Sungguh memang sosok guru yang inspiratif dan penuh dengan prestasi.

Awal mula ketertarikannya dengan dunia menulis adalah sejak tahun 2001. Saat itu beliau masih berstatus sebagai mahasiswa dan berteman dengan salah seorang penulis yang sudah menerbitkan buku. 18 tahun kemudian di tahun 2005 kembali muncul keinginan dalam hati beliau untuk menulis. Meskipun saat itu beliau tidak aktif di grup atau forum para penulis karena saat itu forum – faorum penulis tidak seramai sekarang. Akhirnya beliau memutuskan untuk menulis apa yang ada di pikiran dan dihatinya sampai beliau berhasil menghasilkan beberapa cerpen dan berhasil membuat novel setebal 80 halaman.

Novel dan tulisan – tulisan cerpen tersebut hanya beliau simpan dalam sebuah folder di komputernya. Karena beliau merasa tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki bakat menulis. Beliau lama melupakan dunia menulis hingga pada akhirnya pandemi datang dan beliau bergabung dengan kelas belajar menulis nusantara yang membuka cakrawala berpikir serta bertemu dengan narasumber dan para penulis hebat. Beliau berkesempatan untuk menulis bersama Prof Richardus Eko Indrajit dan menghasilkan sebuah buku yang berjudul dengan judul Knowledge Management (Mengintegrasikan Digital Tools Dalam Rencana Pembelajaran) yang diterbitkan oleh Penerbit Andi.

Saat mengikuti kelas belajar menulis gelombang 10 awalnya beliau menulis resume dengan hanya copy paste saja. Tetapi setelah memasuki pertemuan ke 6 dan seterusnya beliau mulai mencoba menulis resume dengan menggunakan olah kata sendiri dan hasilnya sangat memuaskan. Mendapat apresiasi yang baik dari pendiri sekaligus narasumber pelatihan menulis tersebut Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. Tentu saja siapapun akan merasa senang jika diapresiasi oleh penulis hebat dan sejak saat itu beliau sangat bersemangat untuk menjadi seorang penulis.

Selesai pelatihan beliau mulai diajak untuk menjadi kurator buku oleh bu kanjeng. Dan hingga saat ini beliau telah berhasil menerbitkan 4 buku solo, satu buku duet bersama Prof Richardus Eko Indrajit dan sepuluh buku antologi, dimana lima antologi beliau yang menjadi kuratornya serta editor lapis pertama dan tiga editor buku fiksi berupa cerpen dan novel karya peserta belajar menulis. Dan yang terbaru beliau mendapatkan kepercayaan untuk menulis biografi Kepala Bank Indonesia Wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Ketika semangat untuk menulis mulai tumbuh maka manfaatkanlah dengan maksimal. Sebelum pandemi berlangsung ibu rita tidak pernah tertarik dan menghiraukan lomba guru berprestasi atau lomba blog. Tetapi setelah lulus pelatihan menulis KBMN beliau mulai mencoba untuk mengikuti lomba blog. Messkipun di awal sering kalah tetapi kemudian beliau banyak belajar dari pengalaman itu. Beliau banyak mengunjungi blog – blog para expert dan pada akhirnya berhasil meraih juara. Dan setelahnya beliau semakin percaya diri untuk mendaftar di kelas – kelas internasional. Akhirnya berkesempatan untuk belajar di CS50X Harvard University dan Vlounter AIV kerjasama Kemendikbud dengan Kementrian Pendidikan Korea Selatan.

Beliau merasakan banyak sekali manfaat dari kegiatan menulis. Banyak hal – hal terjadi di luar ekspektasinya sebagai seorang penulis. Beliau dapat menyelesaikan kuliah jenjang S2 dalam 3 semester dengan jadwal kegiatan yang begitu banyak karena kampusnya menyediakan Thesis Jalur Lomba dengan Jurnal Publikasi. Beliau beberapa kali juara blog sehingga beliau mengajukan thesis lewat jalur lomba. Itu salah satu manfaat dari kegiatan menulis yang  terjadi di luar perkiraan beliau.


Tujuan awal beliau menulis adalah karena hobi. Ketika ada kompetisi beliau mencoba untuk ikut dan akhirnya sekarang kegiatan menulis menjadi salah satu sumber penghasilan beliau. Mulai dari hadiah buku, tumbler, ATK hingga tablet, laptop, uang tunai diraih berkah dari belajar menulis di forum KBMN ini. Kuncinya jangan pernah lelah dan malas untuk menulis. Teruslah menulis pasti akan banyak hal keajaiban yang akan terjadi.


Demikian pemaparan materi pelatihan malam hari ini yang sangat luar biasa dari ibu narasumber. Guru inspiraetif tahun 2021 yang penuh dengan prestasi membanggakan. Terimakasih ibu Rita Wati yang telah membuka wawasan baru untuk kami agar lebih semangat dan berprestasi.