Rabu, 21 Juni 2023

Jadikan Menulis Sebagai Passionmu

Resume ke : 2

Gelombang : 29

Tanggal : 21 Juni 2023

Tema : Menjadikan menulis sebagai passion

Narasumber : Dra. Sri Sugiastusti, M.Pd

Moderator : Sigid Purwo Nugroho, S.H


Hari ini Rabu, 21 Juni 2023 adalah hari yang cukup sibuk dan menguras energi. Begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di sekolah. Menjelang akhir tahun pelajaran 2022/2023 memang pekerjaan serasa menumpuk. Mulai dari menyelesaikan penulisan ijazah siswa kelas VI, membantu rekan-rekan di kelas lain untuk menyelesaikan raportnya serta beragam pekerjaan yang berkaitan dengan dunia operator sekolah. Maklum saja selain tugas pokok sehari-hari sebagai guru kelas VI diri ini juga merangkap tugas tambahan sebagai seorang operator sekolah di salah satu SD negeri.

Waktu menunjukkan pukul 18.30 WIB. Teringat bahwa hari ini ada pertemuan kedua di kelas belajar menulis gelombang ke-29. Meskipun tubuh lelah dan pikiran telah payah dari tadi pagi tapi rasanya semangat untuk mengikuti pertemuan hari ini tidaklah luntur sedikitpun. Karena memang sedari awal diri ini sudah berniat dan berminat untuk mengikuti pelatihan ini sampai selesai. Bukan karena apa-apa tetapi lebih karena ingin bertemu dengan para narasumber dan penulis hebat, menambah wawasan di dunia tulis menulis, serta membangkitkan hobi lama yang sempat terbengkalai agar menjadi sebuah passion. Ya sebuah passion yang tentunya akan membawa kebahagiaan dan kesenangan tersendiri.

Narasumber ibu Dra. Sri Sugiastusti, M.Pd membuka pertemuan dengan begitu semangat, beliau mengambil tema menulis sebagai passion, produktif di usia senja. Terlintas dalam benakku sebetulnya apa itu passion? apakah dia sama pengertiannya dengan hobi. Ku artikan secara bebas bahwa passion adalah sesuatu yang kita lakukan dengan semangat dan antusias. Sedangkan hobi adalah kegemaran yang dilakukan dalam waktu luang. Ya keduanya memang membawa kebahagiaan atau kesenangan tersendiri tetapi passion menurutku lebih dalam dan lebih intens dibandingkan hobi. Ya seperti malam ini meskipun di tengah kesibukan toh tetap ku ikuti pertemuan kedua kelas belajar menulis nusantara karena ini adalah passionku.

Ibu narasumber menceritakan sejarah hidupnya bahwa beliau lahir di Semarang, 8 April 1961 Beliau aktif di berbagai komunitas literasi, telah menghasilkan 51 karya buku solo dan seratus lebih buku antologi. Ia sering diminta untuk menjadi juri dalam lomba pembacaan puisi, pantun, cerita rakyat, ataupun esai yang digelar Perpusda Sragen, Sukoharjo, dan Solo. Selain itu, beliau juga aktif dalam organisasi PGRI. Buku yang diterbitkan oleh Penerbit mayor membuatnya bersemangat berbagi ilmu yang dimiliki. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sedari kecil beliau rajin membaca dan gemar menulis. Tetapi setelah sibuk di dunia pekerjaan dan berkeluarga kegiatan literasinya terhenti karena disibukkan dengan urusan keluarga dan sekolah. Pada usia 50 tahun beliau kembali menekuni dunia tulis menulis. Karena saat itu beliau juga melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2. Yang mengharuskan beliau mengenal dunia internet dan dunia maya yang membuat beliau harus banyak belajar.

Sebagai mahasiswa beliau harus banyak berkunjung ke toko buku. Di toko buku tersebut beliau menemukan buku yang menginspirasinya. Buku itu berjudul menulis itu gampang karena diibaratkan menulis itu seperti ngobrol biasa. Titik puncaknya saat beliau bertemu di kelas belajar menulis tahun 2013 di UNJ bersama om jay beliau kemudian bertekad untuk bisa menjadi penulis yang handal. Beliau kemudian menjadi narasumber di kelas belajar menulis nusantara bersama om jay sampai angkatan ke 29 sekarang. Dan bergabung di tim solid om jay bersama dengan alumni kelas belajar menulis sebelumnya.

Dua buku beliau terbit secara mayor. Buku yang diterbitkan penerbit erlangga durasinya 8 tahun dan ditulis di tahun 2010. Dari penjualan buku tersebut beliau sampai mendapatkan uang 35 juta rupiah dalam satu semester. Buku beliau yang kedua lolos di penerbit andi bersama profesor Indrajit. Berdasarkan pengalaman beliau untuk dapat menulis di penerbit mayor menulis sesuatu yang sangat diinginkan beliau menulis buku yang berjudul cerdas berkarakter. Membahas pembentukan karakter generasi bangsa indonesia menuju bonus demografi Indonesia tahun 2045.

Agar dapat konsisten dalam menulis menurut beliau caranya adalah dengan menjadikan menulis sebagai suatu kebutuhan bukan kewajiban. Dan jika menemukan sebuah ide untuk menulis segera catat dan simpan ide tersebut untuk nanti dikembangkan menjadi tulisan yang padu dan utuh. Menulis adalah berbagi kebaikan dan sebuah profesi mulia jika lelah jangan dipaksa untuk menulis istirahatlah sejenak lalu kembali untuk melanjutkan komitmen menulis kita.

Seperti biasa pertemuan pun diakhiri dengan sesi tanya jawab. Tanya jawab yang sungguh menarik antara ibu narasumber dengan bapak ibu guru penulis hebat. Ku pikir betul apa yang disampaikan oleh ibu narasumber. Bahwa jadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan, menemukan ide, tuangkan dan kembangkan menjadi sebuah tulisan yang bermakna. Passion itu akan hadir dengan sendirinya jika kita menikmati apa yang kita lakukan. Keyakinanku pada dasarnya setiap orang bisa menulis. Dan setiap orang mempunyai gaya dan ciri khas tulisannya masing-masing. Karena di dalam tulisan itu tercermin jiwa dan karakter penulisnya. Terimakasih ibu narasumber dan bapak ibu guru peserta pelatihan yang hebat. Ilmu dan wawasan baru ku dapatkan malam ini di pertemuan kedua kelas belajar menulis nusantara gelombang kedua. Tetap sehat tetap semangat dan jangan lupa menulislah dengan bahagia. Jadikan menulis sebagai passionmu.


9 komentar:

  1. mantap tulisannya, salam literasi ✍️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah....Masih belajar dan terus belajar...terimakasih atas atensinya...

      Hapus
  2. Luar biasa bu semangatnya,dan tulisannya keren memotivasi. Sukses ya bu....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhadulillah....mari saling memotivasi...terimakasih sudah mampir...

      Hapus
  3. Balasan
    1. Masih belajar ibu...terimakasih atas atensinya...Semangat...

      Hapus