Gelombang : 29
Tanggal : 14 Juli 2023
Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo, S.Pt
Moderator : Arofiah Afifi, S.Pd
Sudomo, S.Pt atau lebih akarab disapa MazMo itulah narasumber pertemuan malam hari ini. Begitu mendengar nama Sudomo yang terlintas dalam benak saya adalah sosok seorang tokoh militer super power pada jaman orde baru yang pernah menjabat sebagai Pangkopkamtib singkatan dari Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban. Tetapi ternyata bukan, Sudomo malam hari ini adalah sosok pegiat literasi dan edukasi. Beliau memiliki keseharian sebagai seorang pengajar di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Sosok yang kreatif adan inovatif yang bukan hanya giat menulis cerita fiksi melainkan juga aktif dalam kegiatan yang bersifat peningkatan mutu kompetensi guru dalam menyongsong pendidikan di era kemajuan jaman.
MazMo demikian sapaan akrab beliau, pada malam hari ini akan menggunakan pendekatan alur belajar MERDEKA untuk menyampaikan materi kepada kami para peserta. Yang konon dulu beliau dapatkan saat mengikuti Pelatihan Guru Penggerak (PGP) angkatan 2 di Kabupaten Lombok Barat. Saya awalnya penasaran apa itu alur belajar MERDEKA? Ternyata begini penjelasannya :
1. Mulai Dari Diri Sendiri
Peserta diminta menjawab dalam hati pertanyaan yang diajukan atau menuliskan jawabannya pada tugas resume yang dibuat. Sudomo, S,Pt memberikan empat pertanyaan pada para peserta yaitu :
- Seberapa sering Bapak/Ibu menulis cerita fiksi?
- Mengapa Bapak/Ibu tertarik menulis fiksi?
- Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang menulis fiksi?
- Bagaimana langkah Bapak/Ibu agar bisa menulis fiksi dengan baik.
Wah jujur saya selama ini sangat jarang menulis fiksi. Saya lebih sering menulis lepas terkait topik-topik atau isu tertentu di dunia pendidikan yang cukup menggelitik hati saya. Dan beberapa diantaranya saya posting di blog keroyokan Kompasiana. Jadi untuk pertanyaan pertama ini wassalam. Tidak ada jawaban dari saya.
2. Eksplorasi Konsep
Pada alur ini kami para peserta diminta untuk mempelajari konsep materi yang sudah disiapkan oleh MazMo selaku narasumber. Mazmo hanya akan memberikan penguatan dan akan diperdalam pada saat sesi tanya jawab. Mazmo melanjutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait teknik menulis fiksi diantaranya sebagai berikut :
Pertama, syarat menulis fiksi, setidaknya ada 6 hal yaitu :
3. Ruang Kolaborasi
4. Demonstrsi Kontekstual
- Komitmen dan niat yang kuat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai;
- Kemauan dan kemampuan melakukan riset agar cerita fiksi tetap logis;
- Banyak membaca cerita fiksi sebagai bekal tambahan terkait teknik penulisan;
- Mempelajari KBBI dan PUEBI;
- Memahami dasar-dasar menulis fiksi, dan
- Menjaga komitmen menulis cerita fiksi.
Kedua, membuat premis. Premis bisa diartikan sebagai ringkasan/sinopsis cerita fiksi yang mengandung tokoh, karakter, rintangan, dan resolusi hanya dalam satu kalimat. Untuk dapat mengidentifikasi sebuah premis dapat dilacak dengan beberapa unsur seperti tokoh, tantangan, karakter, resolusi, dalam satu kalimat. Jika keempat unsur tersebut ada dalam satu kalimat maka itu adalah premis cerita. Contoh premis : Seorang anak laki-laki yang berjuang membalaskan dendam kematian orang tuanya dengan melawan penyihir jahat.
Ketiga, proses kreatif menulis. Untuk tulisan cerpen misalnya setelah menentukan tema bisa dilanjutkan dengan menentukan endingnya. Selanjutnya baru menentukan genre yang sesuai (romance, horor, dll). Setelah itu barulah membuat kerangka karangan. Kerangka karangan ( outline ) sederhana berupa tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang tulisan.
Keempat, alias terakhir adalah mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan utuh. Prinsip poin dalam menulis adalah selesaikan apa yang sudah dimulai dan jangan menulis sembari mengedit. Setelah tulisan selesai kita bisa melakukan swasunting. Swasunting terkait logika cerita, penulisan, dan tata bahasa. Dapat juga dilakukan dengan meminta bantuan orang lain sebagai pembaca pertama untuk memberikan pendapat atau masukan. Seperti itu uraian eksplorasi konsep.
3. Ruang Kolaborasi
Peserta diminta untuk berkolaborasi dengan melanjutkan kalimat yang disediakan oleh narasumber sehingga menjadi cerita utuh. Ceritanya demikian …..
Brak!
Terdengar suara daun pintu dibanting. Kepalaku memutar menuju sumber suara. Kosong. Dalam remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Sepertinya aku mengenalinya. Pelan-pelan langkah kaki ku arahkan lurus menuju sebuah lorong. Ya suara keras yang mengagetkan tadi berasal dari pintu di ujung lorong ini. Konon menurut cerita sebagian orang beberapa tahun yang lalu di sini pernah terjadi sebuah peristiwa. Peristiwa perampokan yang dengan pembunuhan terhadap satu keluarga penghuni rumah ini. Seluruh keluarga dibunuh dengan sadis dan jenazahnya baru ditemukan beberapa hari kemudian.
Berdetak keras jantungku, keringat dingin dan bulu kuduk merinding mengiringi gontai langkahku. Sedirian di sini tanpa teman dan siapapun. Sengaja memang karena aku ingin membuat sebuah konten Youtube misteri di channel yang sedang kurintis. Harapan semoga kelak channelku ini bisa berkembang selayaknya channel youtube dengan konten misteri yang kerap ku lihat.
Akhirnya aku sampai di ujung lorong tepat di depan pintu. Kosong, sepi dan tidak ada apa-apa. Hanya terlihat tumpukan baju dan buku yang berserakan dan suara semilir angin yang berhembus masuk lewat pintu jendela kamar ini. Ah….agaknya suara pintu tadi hanyalah dorongan angin semata. Pikiran dan khayalanku saja yang mengembara kemana-mana…..
Sebagai bentuk pemahaman, peserta diminta untuk menuliskan 5 tema terkait cerita fiksi. Selanjutnya peserta diminta untuk mengembangkannya menjadi sebuah premis dan peserta diminta agar hasil pekerjaan ini ditambahkan ke dalam resume. Berikut tema yang saya buat :
KegigihanPremis : Seorang anak kecil yang berjualan jajanan keliling kampung demi ikut membantu perekonomian keluarganya agar dia tetap bisa bersekolah.
Berbakti pada orang tuaPremis : Andi terpaksa keluar tidak melanjutkan kuliahnya karena harus bekerja demi mencari uang untuk pengobatan orangtuanya yang sedang sakit.
Cinta tanah airPremis : Seorang serdadu rela mati di tengah medan peperangan demi sebuah keyakinan bahwa lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup di jajah.
PerbudakanPremis : Dedi seorang yunior di tempat kerjanya terpaksa mau mengerjakan segala pekerjaan yang diperintahkan kepadanya meskipun sejatinya itu adalah tugas milik seniornya.
Konflik KepentinganPremis : Seorang polisi tidak tega menilang motor seorang remaja yang menerobos lampu lalu lintas karena ternyata remaja tersebut adalah anaknya sendiri.
3. Elaborasi Pemahaman
Pada alur ini peserta diminta mencari referensi lain terkait materi menulis fiksi. Peserta juga bisa membaca karya fiksi dari penulis lain sebagai bahan belajar tambahan.
4. Koneksi Antar Materi
Pada alur ini peserta bisa membuat rangkuman singkat terkait menulis cerita fiksi dari materi yang sudah dipelajari bersama.
5. Aksi Nyata
Pada alur ini, berdasarkan pemahaman yang sudah didapatkan, peserta diminta membuat resume kelas belajar menulis pertemuan ke-9 ini dengan gaya fiksi. Meskipun setelah saya lihat beberapa resume milik rekan-rekan yang lain tetap dibuat dengan gaya naratif. Demikian penjelasan materi malam hari ini dari Pak Sudomo, S.Pt. Luar biasa narasumber malam hari ini. Sungguh kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Serasa ikut kursus kilat program pendidikan guru penggerak (PGP). Karena konon pendekatan alur belajar MERDEKA ini juga diterapkan pada program tersebut. Terimakasih pak Sudomo terimakasih juga ibu Arofiah Afifi atas pertemuan malam hari ini yang membuka perspektif baru dalam pikiran saya tentang dunia tulis menulis. Tetap sehat, tetap semangat dan jangan lupa bahagia.
mantap
BalasHapusTerimakasih atas atensinya.🥰
HapusMantap
BalasHapus