Sabtu, 22 Juli 2023

Proofreading Sebelum Menulis

Resume ke : 12

Gelombang : 29

Tanggal : 21 Juli 2023

Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S.Pd

Moderator : Sim Chung Wei, S.P


Proofreading sebelum menerbitkan tulisan? Apa ya kira-kira? Pertanyaan yang terlintas dalam benakku saat moderator pak Sim Chung Wei, S.P membuka pertemuan malam hari ini. Narasumber malam hari ini adalah pak Susanto, S.Pd. Pak Susanto akrab disapa PakDSus. Lahir di Desa Gombong, Kebumen tahun 1971. Beliau adalah seorang guru di SDN Mardiharjo Kabupaten Musi Rawas Sumatra Selatan. Seperti narasumber pada pertemuan – pertemuan sebelumnya beliau banyak menelurkan karya-karya yang sangat luar biasa. Dan tidak diragukan lagi kemampuannya di bidang tulis menulis. Berikut inti materi pada pertemuan malam hari ini.

1. Pengertian Proofreading atau Mengoreksi Tulisan
Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah tulisan agar diketahui ada atau tidak adanya kesalahan. Kesalahan yang acapkali dikoreksi dalam proofreading antara lain salah pengetikan atau ejaan, penggunaan tanda baca, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, dan logika dari sebuah tulisan.

2. Jenis – Jenis Kesalahan Yang Perlu Dikoreksi
Saltik (Salah Pengetikan) atau Ejaan diantaranya sebagai berikut :
  1. Typo Insidental adalah kesalahan mengetik solusinya dengan cukup diperbaiki.
  2. Typo Individual kecenderungan pribadi misalnya menulis kata buku pada awal kalimat selalu Buku.
  3. Typo Automatical yaitu koreksi otomatis dari aplikasi. Contoh : bisa menjadi bias, sosial menjadi sosial, asma menjadi atsma. 
  4. Typo Konseptual bukan salah ketik melainkan salah konsep. Contoh : karier menjadi karir, tanda titik sesudah  tanda seru atau tanda tanya.
Setelah kita mengetahui ada salah ketik kemudian kita memeriksa ejaan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Adapun yang perlu kita perhatikan dalam memeriksa kembali pemggunaan EYD diantara meliputi penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca dan penulisan unsur serapan. Contoh :

Naskah asli :
Saya akhirnya berpikir siapa yang akan memilihkan batu nisan buatku jika sudah meninggal. Semandiri apapun orang, akhir hidupnya mesti ada yang membatu memilihkan batu nisan yang tepat.

Naskah perbaikan :
Saya akhirnya berpikir siapa yang akan memilihkan batu nisan buatku jika sudah meninggal. Semandiri apa pun orang, akhir hidupnya mesti ada yang membantu memilihkan batu nisan yang tepat.

3. Penyebab Perlunya Proofreading atau Mengoreksi Tulisan
Mengapa proofreading atau mengoreksi tulisan perlu dilakukan? karena penulis kadang kesulitan menemukan kesalahan atau merasa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Akibat penulis kadang kesulitan menemukan kesalahan atau merasa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan maka perlu mengoreksi tulisan setelah tulisan dibuat. Jangan mengoreksi tulisan pada saat menulis atau pada saat tulisan belum selesai. Proses proofreading atau mengoreksi bisa dilakukan penulis sendiri atau orang lain (profesional).

4. Cara – Cara Melakukan Proofreading Naskah Sendiri (Swasunting)
Cara melakukan proofreading sendiri adalah sebagai berikut :
  1. Menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, diamkan naskah beberapa waktu.
  2. Membaca dulu seluruh naskah yang sudah ditulis sebelum mengedit agar tidak salah asumsi.
  3. Memeriksa salah ketik (typo), istilah, EYD, struktur, kelogisan.
  4. Membaca dengan bersuara (enak dan mengalir)
Contoh :
Sepanjang hari bapak bekerja hingga lembur larut malam. Akupun bangga punya ayah pekerja keras. Akibatnya karirnya melesat. Tapi saya sangat amat kaget saat mendengar teman bercerita saat makan di sebuah Cafe Starbuck.

Perbaikannya :
Sepanjang hari bapak bekerja lembur larut malam. Aku pun bangga punya ayah pekerja keras. Akibatnya kariernya melesat. Tapi saya sangat kaget saat mendengar teman bercerita. Pada saat makan di sebuah Cafe Starbuck.

Pada kondisi tertentu, sesuatu yang panjang sangat disukai. Tali yang panjang untuk mengikat sesuatu yang besar adalah contohnya. Bagaimana halnya dengan kalimat? Apakah kalimat yang baik adalah kalimat yang panjang yang berisi banyak pesan dan disampaikan sekaligus? Pada kenyataannya kalimat yang panjang terkadang justru menyulitkan pembaca untuk memahaminya. Itulah sebabnya kita perlu mengkoreksi kalimat tersebut agar benar dan efektif serta tidak terjadi pemborosan kata.

Nah, demikianlah langkah – langkah dalam melakukan proofreading. Memang sebagai seorang penulis kita dituntut untuk memiliki kesabaran yang tinggi. Karena dengan kesabaran itulah tulisan kita akan menjadi tulisan yang bagus dan enak dibaca. Termasuk dalam konteks proofreading ini. Juga harus sabar dan teliti. Menurut saya pribadi akan lebih baik jika proses proofreading dilakukan oleh orang lain (profesional). Sehingga proses proofreading akan jauh lebih objektif dan menghindari unsur subjektif seperti jika misalnya kita menyunting tulisan kita sendiri. 

Sampailah diujung pada pertemuan malam hari ini. Narasumber dan moderator hebat yang selalu menginspirasi peserta agar terus berkembang menjadi penulis yang semakin baik. Seperti biasanya pertemuan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Terimakasih pak Susanto dan koko Sim. Tetap sehat tetap semangat dan jangan lupa bahagia.


4 komentar:

  1. MasyaAllah.. Resumenya keren, bahasa tulisannya mengalir dan mudah dipahami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang bener nih bu?😅Makasih sudah berkunjung kemari.🥰

      Hapus