Rabu, 30 Agustus 2023

Refleksi Diri Siswa Menggunakan Media Blog

Resume ke : 28

Gelombang : 29

Tanggal : 28 Agustus 2023

Tema : Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa

Narasumber : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.

Moderator : Pubaniasita Kusmaning Sedyo, S.Pd


Kebanyakan orang membuat atau mengelola blog sebatas untuk kepentingan menyalurkan hobi menulisnya atau mendokumentasikan tulisan – tulisannya. Padahal sejatinya blog bisa dimanfaatkan secara lebih luas untuk berbagai kepentingan. Khususnya untuk kita para guru dan insan penggiat pendidikan, blog dapat dimanfaatkan sebagai media untuk membantu tugas keseharian kita sebagai pendidik.

Sebagai gambaran umum saja, kita dapat menggunakan blog sebagai tempat kita menuliskan materi pelajaran yang telah kita susun, menyisipkan berbagai konten pelajaran berupa video, info grafis atau ilustrasi lainnya guna mendukung proses belajar mengajar yang akan kita lakukan bersama siswa. Blog tersebut juga dapat kita gunakan untuk memberikan tugas atau projek kepada siswa – siswi kita. Hingga siswa – siswi kita juga dapat memanfaatkan  blog tersebut untuk memberikan umpan balik terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah kita laksanakan.

Refleksi Diri Siswa

Seperti apa yang tengah dilakukan narasumber malam hari ini. Beliau Pak Bambang Purwanto menggunakan blog sebagai media untuk mendokumentasikan refleksi diri siswa – siswanya. Pada akhir pembelajaran para siswa diminta untuk menuliskan refleksi diri. Yaitu berupa tulisan – tulisan tentang apa yang mereka rasakan saat pembelajaran berlangsung. Lebih dari itu di dalam tulisannya siswa dapat memberikan pendapat, saran, masukan, bahkan kritik untuk pak Bambang agar dapat mengajar serta memberikan pelayanan dengan lebih baik lagi.

Pertanyaan Refeksi Diri

Pertanyaan refleksi diri yang tertulis dalam blog sebaiknya ditulis berupa paragraf. Misalnya : Apa yang dipelajari hari ini? Silahkan dijelaskan. Adakah materi yang menjadi kesulitan bagi kalian (materi yang perlu dijelaskan kembali)? Adakah masukan bagi guru untuk pembelajaran hari ini? Jika ada mohon dijelaskan dengan kalimat lengkap dan tidak bertele – tele. Contoh : Hari ini saya ulangan bab 1. Sebelum ulangan pak guru menjelaskan tujuan ulangan tidak hanya mendapatkan nilai, akan tetapi melatih kejujuran dan kepercayaan diri. Hari ini perasaan saya sangat senang belajar bersama pak guru karena sebelum dan selama ulangan berjalan dengan lancar. Masukannya kalau bisa ulangannya tidak esai semua, dan sebagainya. Intinya guru membuat pertanyaan pemantik agar siswa mau menuangkan isi pikirannya, tentang apa yang dia rasakan terhadap kegiatan belajar mengajar hari ini dan saran masukan untuk perbaikan guru atau pembelajaran ke depannya.

Pengolahan Nilai

Isian jawaban yang sudah dituliskan siswa akan dinilai oleh guru menggunakan aplikasi pengolah angka seperti Microsoft Excel. Setiap siswa yang mengisi jawaban akan mendapatkan poin 10. Atau bisa ditingkatkan menjadi 15 poin. Poin dapat dikonversi menjadi nilai. Dan nilai refleksi diri bisa disepakati dengan siswa – siswi kita agar menjadi nilai ulangan atau nilai tugas. Mengolah nilai refleksi diri ini di excel bukan barang gampang. Guru harus melakukan pengolahan nilai ini per minggu karena nanti akan diakumulasi. Contoh :

Kelas 7A mempunyai siswa 5 orang. Sebut saja : A, B, C, D, E

Minggu Pertama

A Mengisi P=15 N=100

B Tidak Mengisi P=0 N=0

C Mengisi P=15 N=100

D Mengisi P=15 N=100

E Mengisi P=15 N=100

Minggu Kedua

A Mengisi P=30 N=100

B Mengisi P=15 N=50

C Mengisi P=30 N=100

D Mengisi P=30 N=100

E Mengisi P=30 N=100

B Mengisi poin nya baru 15 Nilainya 50 dari mana ?( 15 / (15 x 2) ) * 100

Rumus Penilaiannya = ( Poin yang didapat / ( 15 x jumlah pertemuan) ) * 100

Manfaat Refleksi Diri

Ada banyak manfaat yang didapat dari kegiatan refleksi diri dengan menggunakan media blog. Manfaat mengisi refleksi diri bagi siswa adalah sebagai berikut :

1. Disiplin melakukan pengisian secara rutin diakhir pembelajaran

2. Melatih praktik kemampuan menulis

3. Hasil tulisan bisa dibaca ulang

4. Bagi yang tidak hadir bisa mendapat gambaran proses kegiatan pembelajaran

Sementara itu manfaat refleksi diri bagi guru adalah sebagai berikut :

1. Seberapa taat siswa menulis refleksi diri, sehingga siswa disiplin untuk menulis setiap minggunya

2. Mendapatkan masukan dari siswa tentang pembelajaran

3. Memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat atau menyampaikan perasaannya

4. Sebagai alat ukur kedisiplinan

Contoh : Refleksi diri kelas 7A absen 21 pada tanggal 21 Agustus 2023
Hari ini saya belajar cara membuat folder/file. hari ini sangat seru karena saya mempelajari hal baru yang belum saya lakukan sebelumnya. saya senang bisa mempelajari hal baru ini. dan kita juga ada tugas tapi saya tidak mengerti pak guru ngomong apa karena tidak kedengaran.

Contoh : Refleksi Diri kelas 7A absen 22 pada tanggal 21 Agustus 2023
Hari ini aku belajar bersama pak guru. Aku diajarkan untuk membuat folder dan save file ke folder. Penjelasan pak guru sangat mudah dimengerti. Pak guru sangat sabar saat mengajar kelas 7A yang ributnya seperti pasar malam. Pelajaran hari ini asik banget. Aku suka Informatika karna gurunya yang supportive banget. Makasih buat pak guru udah ngajar 7A.

Kedua tulisan refleksi di atas dapat dijadikan umpan balik bagi sang guru yang bisa direspon pada minggu berikutnya. Umpan balik ini bertujuan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Refleksi diri tersebut dapat diolah dan ditampilkan pada website atau blog yang dikelola guru. Selayaknya guru bisa memberikan inspirasi kepada muridnya agar murid bisa tumbuh lebih dari para gurunya saat di sekolah.

Berbagai macam tulisan dan kalimat dapat muncul pada refleksi diri yang ditulis siswa. Terkadang dari tulisan itu ada hal – hal yang menggelitik dan menarik. Yang dapat juga menumbuhkan rasa empati siswa terhadap gurunya. Misal saat siswa menuliskan kalimat harapan dan doa untuk kesehatan, kesuksesan, serta kebahagiaan gurunya. Itu semua dapat menumbuhkan rasa empati dan membentuk karakter siswa yang berhati mulia.

Saat dikemudian hari guru bertemu lagi dengan para siswanya di kelas. Guru dapat membahas terkait refleksi diri tersebut. Selain dari sisi konten atau isi kalimat refleksinya, guru bisa membahas dari sisi penggunaan tanda baca, ketepatan ejaan atau efektifitas kalimatnya. Sungguh sangat banyak manfaat yang bisa didapat oleh guru jika menggunakan blog sebagai media refleksi diri siswa.








Minggu, 27 Agustus 2023

Ukir Prestasimu dan Go Internasional

Resume ke : 27

Gelombang : 29

Tanggal : 25 Agustus 2023

Tema : Berprestasi dan Go Internasional

Narasumber : Rita Wati, M.Kom

Moderator : Nur Dwi Yanti, M.Pd


Sungguh merasa kagum saat saya membaca profil narasumber malam hari ini. Memang orang – orang hebat selalu lahir dari situasi dan kondisi yang tidak mudah. Orang – orang hebat adalah mereka yang berhasil menghadapi tantangan dan menaklukkan dirinya sendiri. Betapa tidak di tengah banyaknya laporan dan riset penelitian tentang rendahnya kualitas mutu SDM guru di indonesia, tetapi narasumber malam hari ini memang berbeda.

Rita Wati, M.Kom adalah wanita kelahiran tanjung pinang kepulauan riau 41 tahun yang lalu. Beliau sehari – hari berprofesi sebagai seorang guru informatika di SMP Negeri 2 Mendoyo Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Beliau banyak melahirkan buku solo dan beberapa karya buku antologi. Segudang prestasi beliau dapatkan baik dalam bidang menulis maupun bidang – bidang lain yang terkait dengan dunia pendidikan. Meraih penghargaan sebagai guru inspiratif tahun 2021 Kemdikbudristek. Dan berkesempatan belajar di Harvard University Amerika Serikat melalui jalur beasiswa Microdential Digital Skill CS50 Harvard University. Sungguh memang sosok guru yang inspiratif dan penuh dengan prestasi.

Awal mula ketertarikannya dengan dunia menulis adalah sejak tahun 2001. Saat itu beliau masih berstatus sebagai mahasiswa dan berteman dengan salah seorang penulis yang sudah menerbitkan buku. 18 tahun kemudian di tahun 2005 kembali muncul keinginan dalam hati beliau untuk menulis. Meskipun saat itu beliau tidak aktif di grup atau forum para penulis karena saat itu forum – faorum penulis tidak seramai sekarang. Akhirnya beliau memutuskan untuk menulis apa yang ada di pikiran dan dihatinya sampai beliau berhasil menghasilkan beberapa cerpen dan berhasil membuat novel setebal 80 halaman.

Novel dan tulisan – tulisan cerpen tersebut hanya beliau simpan dalam sebuah folder di komputernya. Karena beliau merasa tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki bakat menulis. Beliau lama melupakan dunia menulis hingga pada akhirnya pandemi datang dan beliau bergabung dengan kelas belajar menulis nusantara yang membuka cakrawala berpikir serta bertemu dengan narasumber dan para penulis hebat. Beliau berkesempatan untuk menulis bersama Prof Richardus Eko Indrajit dan menghasilkan sebuah buku yang berjudul dengan judul Knowledge Management (Mengintegrasikan Digital Tools Dalam Rencana Pembelajaran) yang diterbitkan oleh Penerbit Andi.

Saat mengikuti kelas belajar menulis gelombang 10 awalnya beliau menulis resume dengan hanya copy paste saja. Tetapi setelah memasuki pertemuan ke 6 dan seterusnya beliau mulai mencoba menulis resume dengan menggunakan olah kata sendiri dan hasilnya sangat memuaskan. Mendapat apresiasi yang baik dari pendiri sekaligus narasumber pelatihan menulis tersebut Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. Tentu saja siapapun akan merasa senang jika diapresiasi oleh penulis hebat dan sejak saat itu beliau sangat bersemangat untuk menjadi seorang penulis.

Selesai pelatihan beliau mulai diajak untuk menjadi kurator buku oleh bu kanjeng. Dan hingga saat ini beliau telah berhasil menerbitkan 4 buku solo, satu buku duet bersama Prof Richardus Eko Indrajit dan sepuluh buku antologi, dimana lima antologi beliau yang menjadi kuratornya serta editor lapis pertama dan tiga editor buku fiksi berupa cerpen dan novel karya peserta belajar menulis. Dan yang terbaru beliau mendapatkan kepercayaan untuk menulis biografi Kepala Bank Indonesia Wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Ketika semangat untuk menulis mulai tumbuh maka manfaatkanlah dengan maksimal. Sebelum pandemi berlangsung ibu rita tidak pernah tertarik dan menghiraukan lomba guru berprestasi atau lomba blog. Tetapi setelah lulus pelatihan menulis KBMN beliau mulai mencoba untuk mengikuti lomba blog. Messkipun di awal sering kalah tetapi kemudian beliau banyak belajar dari pengalaman itu. Beliau banyak mengunjungi blog – blog para expert dan pada akhirnya berhasil meraih juara. Dan setelahnya beliau semakin percaya diri untuk mendaftar di kelas – kelas internasional. Akhirnya berkesempatan untuk belajar di CS50X Harvard University dan Vlounter AIV kerjasama Kemendikbud dengan Kementrian Pendidikan Korea Selatan.

Beliau merasakan banyak sekali manfaat dari kegiatan menulis. Banyak hal – hal terjadi di luar ekspektasinya sebagai seorang penulis. Beliau dapat menyelesaikan kuliah jenjang S2 dalam 3 semester dengan jadwal kegiatan yang begitu banyak karena kampusnya menyediakan Thesis Jalur Lomba dengan Jurnal Publikasi. Beliau beberapa kali juara blog sehingga beliau mengajukan thesis lewat jalur lomba. Itu salah satu manfaat dari kegiatan menulis yang  terjadi di luar perkiraan beliau.


Tujuan awal beliau menulis adalah karena hobi. Ketika ada kompetisi beliau mencoba untuk ikut dan akhirnya sekarang kegiatan menulis menjadi salah satu sumber penghasilan beliau. Mulai dari hadiah buku, tumbler, ATK hingga tablet, laptop, uang tunai diraih berkah dari belajar menulis di forum KBMN ini. Kuncinya jangan pernah lelah dan malas untuk menulis. Teruslah menulis pasti akan banyak hal keajaiban yang akan terjadi.


Demikian pemaparan materi pelatihan malam hari ini yang sangat luar biasa dari ibu narasumber. Guru inspiraetif tahun 2021 yang penuh dengan prestasi membanggakan. Terimakasih ibu Rita Wati yang telah membuka wawasan baru untuk kami agar lebih semangat dan berprestasi.

















Sabtu, 26 Agustus 2023

Mari Menulis Dengan Hati

Resume ke : 26

Gelombang : 29

Tanggal : 23 Agustus 2023

Tema : Writing By Heart

Narasumber : Mutmainah, M.Pd

Moderator : Widya Arema


Selalu ada pengalaman pertama yang tidak pernah terlupakan dan selalu ada kesalahan yang mengiringi dalam setiap pengalaman itu. Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Karena dengan kesalahan itulah kita menjadi berproses, belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan pada akhirnya kita menjadi pribadi yang sukses meraih segala yang dicita-citakan.

Melakukan segala sesuatu dalam hidup ini jika yang dituju adalah sebuah keberhasilan, maka hendaknya harus dilakukan dengan sepenuh hati. Ya dengan sepenuh hati melibatkan segala hati dan perasaan serta kecintaan kita terhadap sesuatu tersebut. Demikian pula dengan menulis. Menulis dengan hati, menulis dengan seluruh jiwa dan karakter kita akan membuat tulisan kita lebih hidup dan bermakna.

Setiap untaian kata mengalir dengan indah. Setiap rangkaian kalimat tersusun dan tertata dengan rapi selayaknya barisan tentara dalam sebuah pleton. Rapi, tertib, dispilin namun indah dan sedap dipandang mata. Tulisan – tulisan yang dibuat dengan sepenuh hati akan menjadi sebuah karya yang monumental yang akan dikenang sampai anak cucu kita.

Pengertian Menulis Dengan Hati
Menulis adalah keterampilan tertinggi setelah membaca dan berbicara. Menulis dengan hati artinya melibatkan hati dan segenap perasaan kita saat kita merangkai kata dan kalimat serta menjadi hati sebagai sumber inspirasi tulisan itu sendiri. Otak dan pikiran hanyalah sebuah alat dalam proses menulis adapun sumbernya tetap dari dalam hati penulis itu sendiri. Tulisan adalah jiwa, setiap yang berjiwa pasti bisa menulis, tulisan dengan hati akan sampai ke hati.


Kiat – Kiat Menulis Dengan Hati
1. Libatkan Emosi
Tulis segala yang kita pikirkan dan rasakan dengan jujur dan apa adanya. Dengan segala perasaan dan pikiran yang ada di dalam benak kita. Biarkan tulisan kita memuat emosi yang ada. Emosi yang positif akan mendorong dan memacu tulisan kita mengalir, tidak kaku dan enak dibaca. Tulis saja apa adanya dan jangan diedit dulu. Mengedit atau menyunting tulisan baiknya dilakukan setelah tulisan kita selesai seluruhnya.

2. Libatkan Panca Indera
Buatlah tulisan dengan melibatkan seluruh panca indra kita. Dengan begitu pembaca juga seakan – akan melihat, mendengar, dan merasakan segala sesuatu yang kita tulis. Gunakan diksi dan kosakata yang merangsang pembaca untuk berimajinasi seakan – akan mengalami dan merasakan apa yang ada dalam tulisan kita, Perhatikan contoh paragaraf berikut :

Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing di atas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. Dari kejauhan sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka.

Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat.

Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka.

Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba di hadapan mereka. Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

Saat kita membaca paragraf di atas tentu kita merasakan dingin dan ketakutan seperti ketiga tokoh dalam cerita tersebut. Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau dengan melibatkan semua panca indera.

3. Tulis Sesuatu Yang Kita Sukai
Saat kita menyukai sesuatu pasti kita akan dapat menggambarkan dan menceritakannya dengan mudah. Mengair seperti aliran air di sungai yang tidak terbendung. Selayaknya kita sedang jatuh cinta kepada seorang, maka kita akan dengan mudah mendeskripsikan orang tersebut dengan detail – detailnya. Ya karena ada rasa suka terhadapnya. Saya jadi teringat kata – kata seorang teman, agar tulisan kita bagus maka hendaklah kita menulis dengan bahagia. Sehingga kalimat kita mengalir dan alami tanpa beban. Rasa suka terhadap sesuatu membuat diri kita akan merasa bahagia.

Seorang penulis yang memiliki perasaan akan menjadi responsif dan mampu menangkap beragam nuansa. Dampaknya terlihat dalam tulisannya, yang akan memiliki kedalaman dan mampu menginspirasi pembaca karena merasa dekat dengan kontennya. Dengan menginfuskan perasaan, penulis akan mengalami keterlibatan yang mendalam dari dalam dirinya, yang kemudian tercermin dalam tulisannya dan dirasakan oleh para pembaca.

Aktivitas menulis adalah seni yang mencerminkan keindahan dan kreativitas. Seni ini juga bisa diartikan sebagai sebuah jalan. Dengan pendekatan seni, penulis menemukan jalan otentik dalam karyanya yang sulit untuk ditiru oleh orang lain. Oleh karena itu, ini menjadi ciri khas yang menggambarkan kedalaman seorang penulis.

4. Jangan Mengharap Pujian
Menulis hendaknya tidak didasarkan atas pujian orang lain. Justru sebagai seorang penulis mestinya kita memiliki jiwa kebebasan dan kemerdekaan serta kebebasan kita dalam mengekspresikan pikiran – pikiran kita melalui tulisan. Tidak boleh seorang penulis dibelenggu oleh persepsi orang terhadapnya. Menulis dengan mengharapkan pujian hanya akan mematikan kreatifitas si penulis. Saat dia mendapatkan banyak pujian maka dia akan giat menulis. Sebaliknya saat tulisannya sepi dan minim pembaca penulis akan kehilangan semangat, loyo dan tidak ada motivasi untuk menulis. Tentu kita tidak ingin menjadi penulis yang demikian. Maka bebaskanlah diri kita dalam menulis dan tidak perlu tergantung pada penilaian orang baik suka maupun tidak suka dengan tulisan kita. Jangan mengharap pujian orang lain atas tulisan kita.

5. Who and Do
Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. Jadikan diri kita sebagai pembaca. Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.

6. Read And Read
Kegiatan membaca dan menulis adalah dua hal yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Seorang penulis yang baik hendaknya dia juga gemar membaca. Dengan menjadi pembaca yang tekun penulis akan mendapatkan banyak input pengetahuan dan mengembangkan wawasan berpikir yang lebih luas dan komprehensif.

Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.

7. Jujur
Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak. Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari jati diri kita.

8. Konsisten

Melakukan sesuatu secara berulang – ulang dan terus menerus akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada suatu ketika. Tatkala saat itu datang penulis akan mengalami writers block. Dan saat itulah penulis membutuhkan istirahat untuk memulihkan tenaga dan pikirannya agar kembali segar dan prima untuk menulis.

Diperlukan jiwa konsisten, teguh pendirian dan istiqomah dalam menulis. Karena menulis adalah keterampilan yang melibatkan mental pikiran di dalamnya. Hanya dengan jiwa konsisten, tekun serta pantang menyerah maka kita akan menjadi penulis yang baik. Semuanya kembali pada diri kita masing – masing. Bagaimana cara kita dalam menjaga agar diri kita tetap konsisten menulis, saya kira setiap orang punya kiat masing – masing. Kata kuncinya harus tetap semangat dan sadari jika kegiatan menulis itu merupakan kebutuhan dan passion kita sebagai seorang penulis.

Manfaat Menulis Dengan Hati
Berikut beberapa manfaat jika kita menulis dengan sepenuh hati :

1. Lebih Menyentuh Pembaca
Tulisan yang melibatkan unsur emosi akan lebih memukau bagi para pembaca. Ketika kita sedang menulis, kita tidak hanya menghasilkan sekumpulan kata, tetapi kita sedang menciptakan perasaan. Oleh karena itu, usahakan untuk membawa perasaan dan emosi yang positif ketika menulis. Tanamkan dalam diri kita emosi positif agar seluruh proses penulisan dijalani dalam suasana yang positif. Emosi positif ini akan menjadi panduan untuk terus mengalirkan kata-kata secara kontinu. Cobalah rasakan bagaimana tulisan kita menjadi terinspirasi oleh emosi positif, yang tentunya akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan tulisan yang terinspirasi oleh emosi negatif.

2. Cerita Lebih Nyata
Apabila kita sedang mengarang sebuah novel dengan sepenuh hati, maka karya tersebut akan memiliki semangatnya sendiri dan tampak seolah-olah dapat dirasakan secara nyata oleh para pembaca. Pasti kita pernah mengalami saat membaca suatu buku yang membuat kita tetap tenggelam dalam alur ceritanya, bahkan setelah selesai membacanya, bukan? Hal itu mungkin disebabkan oleh fakta bahwa penulis buku tersebut sungguh menghidupkan tulisannya dengan kesungguhan yang mendalam.

3. Lebih Mudah Menyusun Cerita
Pasti kita pernah mengalami masa dimana imajinasi terhenti, yang sering disebut dengan Writers Block. Tidak ada ide yang muncul untuk dituangkan ke dalam kata-kata. Tidak hanya paragraf, bahkan susunan kalimat pun sulit terbentuk.

Nah, dalam situasi seperti itu, coba untuk menulis dengan perasaan. Rasakan semua yang ada di sekitar kita dan nikmati dengan pancaindra kita. Biarkan kata-kata mengalir, tanpa terikat oleh aturan penulisan yang baku. Menulislah seakan-akan sedang berbicara. Ubahlah pikiran menjadi tulisan.

Dengan begitu, kita dapat mengekspresikan perasaan melalui rangkaian huruf, dan dengan hal itu, kita akan dapat menyentuh hati pembaca melalui karya tulisan kita.

Bandingkan dua tulisan ini

Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati :

1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar.

2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.

Demikianlah materi  dari narasumber kita malam ini. Sangat bermanfaat dan menginspirasi kita. Mengulas habis trik dan kiat Writing by Heart  dan cara membuat resume yang baik. Semoga memacu kita untuk berprestasi dan semakin bersemangat di dalam menulis.









Rabu, 23 Agustus 2023

Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

Resume ke : 25

Gelombang : 29

Tanggal : 21 Agustus 2023

Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Eko Daryono, S.Pd

Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.


Eko Daryono, S.Pd lahir di Karanganyar 20 Desember 1975. Pria berusia 48 tahun ini menikah dengan Patmini, A.Md.Kep dan dikaruniai tiga orang anak. Banyak prestasi yang ditorehkan beliau diantaranya Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kabupaten (2008) dan Juara 2 Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten (2009). Beliau akan menjadi narasumber kelas belajar menulis malam hari ini dengan tema Menulis Buku Dari Karya Ilmiah.

Pengertian Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Menurut Perka LIPI No 2/2014 dijelaskan bahwa karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Senada dengan hal tersebut Menurut Eko Susilo, M., Karya tulis ilmiah adalah artikel yang diperoleh sesuai dengan sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.

Jenis – Jenis Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Secara umum Karya Tulis Ilmiah (KTI) dibagi menjadi dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI buku. KTI non buku dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. KTI Kesarjanaan meliputi skripsi, tesis dan desertasi

2. KTI Hasil Penelitian (Esai Ilmiah) meliputi laporan, makalah, artikel, dan komunikasi pendek.

3. KTI ulasan (Resensi)
 
Sedangkan KTI buku juga dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. KTI Didaktik (Bahan Ajar) meliputi handout, diktat, modul, buku ajar dan buku referensi.

2. KTI Pengayaan meliputi monografi, buku teks, buku pegangan (hand book), dan buku panduan.

3. KTI Kompilasi meliputi bunga rampai dan prosiding.

Lebih lanjut digambarkan dalam bagan berikut :


Berdasarkan pembagian di atas tidak semua KTI berbentuk buku. Seperti PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi memang berwujud buku, namun sejatinya bukan buku. Lebih tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.

Struktur Penulisan KTI

Secara umum KTI tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan jenis KTI serta institusinya. Secara umum sistematika KTI digambarkan sebagai berikut :

Berikut ini dijabarkan perbedaan laporan KTI dan KTI yang telah dikonversi menjadi buku

Cara Mengkonversi KTI Menjadi Buku

Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Menarik atau tidaknya judul buku sifatnya subjektif. Contoh :

Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah diuraikan di atas. Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

Memodifikasi Bab I
Bab I yang biasanya Pendahuluan boleh tetap dipertahankan judulnya dengan Pendahuluan , boleh Pembuka namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku

Secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.

Modifikasi Bab II
Bab 2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga setiap bab mengandung satu aspek pembahasan

Modifikasi Bab III
Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal. Contoh :
Sekedar contoh untuk meringkas. Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya bab 3 memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku hasil konversi KTI.

Modifikasi Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor kelebihan bukunya.

Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat tanpa adanya prasaran.

Modifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.

Bolehkah laporan KTI apa adanya langsung dijadikan buku?
Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih saat ini penerbitan ISBN begitu selektif.
Secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku?

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan

Keempat, modifikasi bahasa buku

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional).

Realitasnya memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seolah melahirkan buku baru terlebih jika buku tersebut hendak di ISBN kan.




















Minggu, 20 Agustus 2023

Menulis Di Majalah Suara Guru

Resume ke : 24

Gelombang : 29

Tanggal : 19 Agustus 2023

Tema : Mengirim Tulisan Ke Majalah Suara Guru

Narasumber : Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd

Moderator : Yandri Novita Sari, S.Pd


Majalah suara guru? Jujur nama majalah itu cukup asing di telingaku. Meskipun konon majalah ini dikelola oleh pengurus besar PGRI tapi aku sendiri baru pernah mendengarnya. Majalah Suara Guru adalah majalah yang diterbitkan oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PB PGRI). Majalah ini berisi berbagai informasi dan artikel tentang pendidikan, kegiatan organisasi dan inspirasi bagi para guru di seluruh Indonesia. Majalah ini sudah terbit sejak tahun 1950-an dan masih aktif hingga kini. Kantor redaksinya ada di Jalan Tanah Abang III Nomor 24, Jakarta Pusat.

Pada awal berdirinya PGRI majalah suara guru adalah media komunikasi dan perjuangan organisasi tersebut di awal kemerdekaan Indonesia. Karena PGRI sendiri berdiri seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan. Seiring perkembangan zaman, majalah ini terbit setiap dua bulan sekali, memuat tulisan para guru tentang pendidikan, kegiatan organisasi, dan risalah hasil kongres PGRI.

Majalah Suara Guru termasuk salah satu majalah tertua di tanah air. Di tahun 2020, usia penerbitan majalah Suara Guru sudah mencapai lebih dari 70 tahun. Majalah Suara Guru memiliki berbagai macam rubrik. Selain Suara Utama, Opini, Organisasi, Edutainment, Oase, Percik, Inspiratif, Sekolah, Bahasa, Sastra, dan Destinasi. Majalah Suara Guru terus aktif dalam kegiatan literasi guru dengan menyelenggarakan banyak lomba. Majalah ini juga sering menyelenggarakan lomba menulis untuk guru dan memberikan tips dan trik untuk meningkatkan keterampilan menulis para guru.

Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd narasumber malam hari ini adalah wakil bendahara umum PB PGRI, Wakil ketua Asosiasi Guru Penulis PB PGRI dan sebagai redaktur pelaksana di Majalah Suara Guru sejak tahun 2018. Berikut beberapa hal penting terkait mengirimkan tulisan ke Majalah Suara Guru yang dibarkan oleh narasumber :

Persyaratan Menulis Di Majalah Suara Guru

1. Tulisan harus bersifat original, asli hasil karya penulis sendiri, bukan hasil dari plagiat dan belum pernah diterbitkan di media manapun.

2. Tulisan dibuat berdasarkan fakta atau sesuai dengan kenyataan dan bukan merupakan hoax atau berita bohong.

3. Tulisan sebaiknya bersifat aktual. Aktual artinya terkini, baru saja terjadi juga sedang menjadi pusat perhatian banyak orang. Dengan menulis secara aktual maka tulisan akan lebih menarik karena sesuai dengan konteks situasi dan kondisi terkini. 

4. Tulisan harus lolos pengeditan dan kurasi dari dewan redaksi majalah suara guru.

Persyaratan Mengirimkan Naskah Di Majalah Suara Guru

1. Tulisan merupakan karya asli dari penulis bukan hasil duplikasi atau plagiasi dari penulis lain.

2. Untuk artikel di kolom opini maksimal 2 halaman atau sekitar 700 kata.

3. Diketik dengan menggunakan font time new roman ukuran 12.

4. Margin normal dengan jarak spasi antar kata 1,5.

5. Tidak memuat unsur SARA.

6. Tidak menyerang pribadi seseorang. Untuk tulisan rubrik berita sekolah panjang tulisan masimal 300 kata.

Manfaat Mengirimkan Tulisan Ke Majalah Suara Guru

Ada banyak manfaat yang kita dapatkan jika kita mengirimkan tulisan ke Majalah Suara Guru diantaranya :

1. Tulisan yang dimuat di majalah Suara Guru dapat digunakan sebagai persyaratan untuk melengkapi pengusulan kenaikan pangkat kita. Karena majalah Suara Guru adalah majalah nasional maka point yang didapat dari artikel kita yang terbit di majalah ini adalah 2 point.

2. Dengan menulis di majalah Suara Guru kita dapat mengeksplorasi kemampuan menulis kita. Sehingga secara tidak langsung ini juga menunjukkan eksistensi kita sebagai seorang penulis. Penulis memilki kebutuhan untuk dapat mengeksplorasi kemampuan menulisnya dan menunjukkan eksistensinya sebagai seorang penulis. Majalah Suara Guru bisa menjadi media untuk itu semua. 

3. Dengan menulis di Majalah Suara guru kita memberikan kontribusi positif dan manfaat demi kemajuan dunia pendidikan Indonesia. Karena tulisan – tulisan kita adalah tulisan yang bermutu, informatif serta mencerahkan. Hal ini kan menambah wawasan bagi siapapun yang membaca tulisan kita khususnya dalam bidang pendidikan

Menulis di Majalah Suara Guru gratis tidak dikenakan biaya sepeserpun dan jika ingin berlangganan biayanya adalah Rp 150.000, 00 per tahun untuk 6 eksemplar majalah. Jika tulisan kita berhasil dimuat di Majalah Suara guru kita akan mendapatkan merchandise berupa kaos atau tumbler. Dan jika ingin mengirimkan tulisan ke majalah suara guru dapat dikirim melalui alamat email suaraguru@gmail.com. Yuk mari kita tingkatkan dan kita giatkan literasi kita dengan menjadi penulis di Majalah Suara Guru. Kala bukan kita lalu siapa lagi?