Resume ke : 25
Gelombang : 29
Tanggal : 21 Agustus
2023
Tema : Menulis Buku
dari Karya Ilmiah
Narasumber : Eko
Daryono, S.Pd
Eko
Daryono, S.Pd lahir di Karanganyar 20 Desember 1975. Pria berusia 48 tahun ini
menikah dengan Patmini, A.Md.Kep dan dikaruniai tiga orang anak. Banyak
prestasi yang ditorehkan beliau diantaranya Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah
Tingkat Kabupaten (2008) dan Juara 2 Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten
(2009). Beliau akan menjadi narasumber kelas belajar menulis malam hari ini
dengan tema Menulis Buku Dari Karya Ilmiah.
Pengertian Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Menurut
Perka LIPI No 2/2014 dijelaskan bahwa karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil
litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis
yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang
memenuhi kaidah ilmiah. Senada dengan hal tersebut Menurut Eko
Susilo, M., Karya tulis ilmiah adalah artikel yang diperoleh sesuai dengan
sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa
bersantun dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.
Jenis – Jenis Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Secara umum
Karya Tulis Ilmiah (KTI) dibagi menjadi dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI buku. KTI
non buku dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. KTI
Kesarjanaan meliputi skripsi, tesis dan desertasi
2. KTI Hasil
Penelitian (Esai Ilmiah) meliputi laporan, makalah, artikel, dan komunikasi
pendek.
3. KTI ulasan
(Resensi)
Sedangkan KTI buku juga dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. KTI
Didaktik (Bahan Ajar) meliputi handout, diktat, modul, buku ajar dan buku
referensi.
2. KTI
Pengayaan meliputi monografi, buku teks, buku pegangan (hand book), dan buku
panduan.
3. KTI Kompilasi meliputi bunga rampai dan
prosiding.
Lebih
lanjut digambarkan dalam bagan berikut :
Struktur Penulisan KTI
Secara
umum KTI tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan
jenis KTI serta institusinya. Secara umum sistematika KTI digambarkan
sebagai berikut :
Berikut
ini dijabarkan perbedaan laporan KTI dan KTI yang telah dikonversi menjadi buku
Cara Mengkonversi KTI Menjadi Buku
Memodifikasi
Judul
Judul
KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan
seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil
konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat,
dan mencerminkan isi buku. Menarik atau tidaknya judul buku
sifatnya subjektif. Contoh :
Memodifikasi
Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI
Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika
dan penomoran yang baku seperti yang telah diuraikan di atas. Pada
saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya
sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab
yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.
Memodifikasi
Bab I
Bab I yang biasanya Pendahuluan boleh tetap dipertahankan judulnya
dengan Pendahuluan , boleh Pembuka namun lebih menarik jika diambilkan dari
intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku
Modifikasi
Bab II
Bab
2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga
setiap bab mengandung satu aspek pembahasan
Modifikasi
Bab III
Bab
III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua
paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal. Contoh :
Sekedar
contoh untuk meringkas. Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya bab
3 memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku
hasil konversi KTI.
Modifikasi
Bab IV
Bagian
ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV
tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan
dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV,
namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor
kelebihan bukunya.
Modifikasi
Bab V
Pada
laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut
dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat
tanpa adanya prasaran.
Modifikasi
Lampiran
Lampiran
yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun
data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai
siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya
dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.
Bolehkah laporan KTI apa adanya langsung
dijadikan buku?
Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih saat ini penerbitan ISBN begitu selektif.
Secara persepsi pembaca yang akan menilai
kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu
akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku.
Pertama, keaslian laporan hasil penelitian
Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.
Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan
Keempat, modifikasi bahasa buku
Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional).
Realitasnya
memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seolah melahirkan buku baru terlebih jika buku tersebut hendak di ISBN kan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar